Hilangnya idiologi pancasila [ Ada banyak aspek yang membuat bangsa kita meninggalkan
nilai-nilai yang terkandung dalam
idiologi pancasila,tidak heran jika kita lihat banyak masyarakat yang
menyimpang dari nilai-nilai itu semua,
Generasi Muda Indonesia Dan Pancasila?
Pemahaman Tentang Pancasila Dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Di Kalangan
Generasi Muda, Dinilai Sudah Kurang. Banyak Anak Muda Yang Tidak Memahami
Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila Dan UUD 1945.
Sekarang, Banyak Anak Muda Yang
Sekadar Mengucapkan Secara Urut Pancasila Dan UUD 1945 Pun Tidak Bisa.
Bagaimana Mau Memahami Dan Menghayati, Mengucapkan Urut Pun Tidak Bisa.
Jika Kondisi Itu Dibiarkan, Krisis
Pemahaman Generasi Muda Terhadap Nilai-Nilai Kebangsaan Yang Terkandung Dalam
Pancasila Dan UUD 1945 Bakal Semakin Parah.
Indonesia Tengah Mengalami Krisis Ideologi Pancasila [ Setelah 65 Tahun Merdeka Sejak
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia Mengalami Krisis. Indikasi
Krisis Dilihat Dari Banyaknya Kesenjangan. Dari Kesenjangan (Disparitas)
Ekonomi Yang Mana Konglomerasi Banyak Menguasai Sektor Ekonomi Di Indonesia Dan
Rakyat Sebagian Besar Masih Hidup Susah, Bahkan Terjadi Disparitas Berpikir
Antara Kaum Intelektualnya Yang Jauh Dari Kesulitan Rakyat. Krisis Yang Terus
Dialami Telah Akut Hingga Krisis Ideologi Pancasila
Krisis Yang Tengah Dialami Indonesia Yang Telah Terjerumus Dalam Suatu Kondisi Kehidupan Bernegara Telah Menjauh
Dari Track Yang Dibangun Oleh Para Pendiri Negara.
Hilangnya Jati Diri Dan Semangat
Kebangsaan Di Indonesia. Dalam Cerminan Perilaku Sehari-Hari, Baik Dari
Kehidupan Masyarakat Maupun Perilaku Elit Berkuasanya Mulai Terasa Gejala
Hilangnya Jati Diri Masyarakat Indonesia. Perilaku Elit Misalnya Lebih
Mendewakan Voting Dalam Setiap Pengambilan Keputusan, Mengabaikan Kepemimpinan,
Dan Kebaikan Hikmah Yang Tercermin Dalam Mufakat. Anak Muda Juga Mulai
Melupakan Kesenian Dan Budaya Atau Tradisi Pribumi. Mahasiswa Lebih
Mendahulukan Analisa Modern Dan Tak Tertarik Pada Local Genius Dan Kearifan
Dari Bumi Indonesia.
Melemahnya kepercayaan masyarakat
terhadap pmerintah
Indonesia Menghadapi Masalah Krisis Nilai-Nilai Pancasila Dan Berimbas
Kepada Melemahnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah [ Permasalahan Besar Yang Sedang
Dihadapi Oleh Negeri Ini Adalah Bagaimana Mewujudkan Suatu Tata Aturan Dan
Pengelolaan Penyelenggaraan Negara, Kehidupan Bermasyarakat, Dan Wujud
Kepemimpinan Bangsa Yang Dapat Dilihat Sebagai Cerminan Dari Pengamalan
Pancasila. Saat Ini Di Segala Sendi Kehidupan Berbangsa, Sudah Tidak
Mengamalkan Nilai-Nilai Dari Pancasila. Masyarakat Dipertontonkan Panggung
Perebutan Pengaruh Maupun Perebutan Kekuasaan.
Peran Utama Partai Politik Untuk
Menampung Dan Menyalurkan Harapan Dan Cita-Cita Rakyat Banyak, Ternyata Tidak
Mampu Mencegah Keresahan Dan Gejolak Masyarakat, Karena Dirasakan Jauh Dari
Harapan Mereka.
Sementara Dari Aspek Perekonomian
Nasional, Ternyata Belum Dapat Memberikan Sebesar-Besarnya Kemakmuran Dan
Kesejahteraan Bangsa. Hal Itu Diperparah Dengan Ulah Oknum Penyelenggara Negara
Yang Koruptif, Baik Di Lembaga Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif, Hal Itu
Mengakibatkan Ketimpangan Dan Kesenjagan Antar Lapisan Masyarakat Semakin
Melebar, Karena Hukum Dan Keadilan Hanya Dapat Dinikmati Oleh Kelompok
Masyarakat Yang Mampu Dan Terutama Yang Memiliki Kedekatan Dengan Kekuasaan.
Sedangkan Dari Aspek Budaya, Kini
Budaya Bangsa Telah Tergerus Nilai-Nilai Negatif Dari Globalisasi. Diperlukan
Sebuah Lembaga Negara Yang Mengkaji, Mendalami Dan Memasyarakatkan Nilai-Nilai
Pancasila Pada Seluruh Lapisan Masyarakat.
Pancasila Adalah Ideologi Dasar Bagi Negara Indonesia [ Nama Ini Terdiri Dari Dua Kata Dari
Sansekerta:
Pañca Berarti
Lima Dan
Śīla Berarti
Prinsip Atau
Asas. Pancasila Merupakan Rumusan Dan Pedoman Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
baca- (rumusan pancasila)
Lima Sendi Utama Penyusun Pancasila Adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Dan Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia, Dan Tercantum Pada Paragraf Ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam Upaya Merumuskan Pancasila
Sebagai Dasar Negara Yang Resmi, Terdapat Usulan-Usulan Pribadi Yang
Dikemukakan Dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Yaitu
:
Lima Dasar Oleh Muhammad Yamin, Yang Berpidato Pada Tanggal 29 Mei 1945. Yamin
Merumuskan Lima Dasar Sebagai Berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri
Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Dan Kesejahteraan Rakyat. Dia Menyatakan Bahwa
Kelima Sila Yang Dirumuskan Itu Berakar Pada Sejarah, Peradaban, Agama, Dan
Hidup Ketatanegaraan Yang Telah Lama Berkembang Di Indonesia. Mohammad Hatta
Dalam Memoarnya Meragukan Pidato Yamin Tersebut.
Panca Sila Oleh Soekarno Yang Dikemukakan Pada Tanggal 1 Juni 1945. Sukarno
Mengemukakan Dasar-Dasar Sebagai Berikut: Kebangsaan; Internasionalisme;
Mufakat, Dasar Perwakilan, Dasar Permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan.
Nama Pancasila Itu Diucapkan Oleh Soekarno Dalam Pidatonya Pada Tanggal 1 Juni
Itu, Katanya: Sekarang Banyaknya Prinsip: Kebangsaan, Internasionalisme,
Mufakat, Kesejahteraan, Dan Ketuhanan, Lima Bilangannya. Namanya Bukan Panca
Dharma, Tetapi Saya Namakan Ini Dengan Petunjuk Seorang Teman Kita Ahli Bahasa
– Namanya Ialah Pancasila. Sila Artinya Azas Atau Dasar, Dan Diatas Kelima
Dasar Itulah Kita Mendirikan Negara Indonesia, Kekal Dan Abadi.
Setelah Rumusan Pancasila Diterima Sebagai Dasar Negara Secara Resmi Beberapa
Dokumen Penetapannya Ialah :
Rumusan Pertama : Piagam Jakarta
(Jakarta Charter) – Tanggal 22 Juni 1945
Rumusan Kedua : Pembukaan
Undang-Undang Dasar – Tanggal 18 Agustus 1945
Rumusan Ketiga : Mukaddimah
Konstitusi Republik Indonesia Serikat – Tanggal 27 Desember 1949
Rumusan Keempat : Mukaddimah
Undang-Undang Dasar Sementara – Tanggal 15 Agustus 1950
Rumusan Kelima : Rumusan Kedua Yang
Dijiwai Oleh Rumusan Pertama (Merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Di Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Telah Menjadi Suatu Kesepakatan Yang Telah Disetujui Seluruh Warga Indonesia.
Dari Situ Pancasila Mempunyai Peran Dan Fungsi Sebagai Dasar Negara, Falsafah,
Alat Pemersatu Bangsa Dan Bernegara. Itulah Sebernarnya Mengapa Pancasila
Menjadi Hal Yang Penting Untuk Diamalkan. Fase Krisis Atau Merosotnya
Pengamalan Pancasila Terjadi Sejak Era Reformasi 1998, Terbukti Para
Pemimpin-Pemimpin Jarang Sekali Menyebut Dan Membahas Mengenai Pancasila.
Dengan Adanya Krisis Itu, Maka Pancasila Terabaikan Dan Tereliminasi Pada Pola
Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Seolah Indonesia Telah Lepas Dari Pancasila.
Pancasila Adalah Paling Baik. Pancasila Itu Diciptakan Para Pendiri Negara,
Teruji Mutunya, Serta Bisa Menyelesaikan Permasalahan Berbangsa Dan Bernegara.
Bila Kita Mengabaikan Pancasila Yang Mempunyai Ukuran Yang Sangat Real Dan
Menerapkan Pola-Pola Reformasi Yang Baru Ini, Saya Belum Percaya Konflik Dan
Permasalahan Di Negara Ini Dapat Teratasi.
Pancasila, Memiliki Roh [ Yang Bisa Mempersatukan Bangsa Indonesia. Sayangnya, Posisi Pancasila
Saat Ini Lebih Condong Pada Slogan Semata Dengan Minim Pengimplementasian
Nilai-Nilai Yang Terkandung Di Dalamnya. Tidak Terakomodasinya Pendidikan
Pancasila Di Perguruan Tinggi Juga Merupakan Salah Satu Krisis Peranan
Pancasila Di Kalangan Generasi Muda. Jika Dulu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Wajib Diikuti, Sekarang Ini Tinggal Beberapa Perguruan Tinggi Yang
Mewajibkannya. Bahkan, Di Bawah Naungan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
Hanya Sedikit Nilai-Nilai Pancasila Yang Diajarkan Kepada Mahasiswa. Pancasila
Merupakan Ideologi Bangsa Yang Berasal Dari Hasil Perjuangan Yang Dilakukan
Oleh Bangsa Indonesia. Mengenai Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Di Lingkup
Perguruan Tinggi, Peni Mengakui Jika Saat Ini Hanya Beberapa Kampus Yang Menjalankannya
Lewat Proses Perkuliahan. Itu Sangatlah Memprihatinkan Melihat Aksi Dan
Pergerakan Bebas Oleh Para Mahasiswa Yang Semakin Kritis Pemikirannya. Akan
Bahaya Ketika Tidak Diimbangi Oleh Pendidikan Dan Pengarahan Tentang Pancasila.
Pancasila Adalah Harga Mati [ Maka Semua Warga Negara Harus Paham Dan Bisa
Mengimplementasikan Ke Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Kalau Tidak
Diterapkan Maka Hilanglah Pancasila Itu. Dan Itu Harus Diajarkan Terus-Menerus,
Khususnya Kepada Generasi Muda Agar Tetap Cinta Pada Tanah Air.
Dasar Negara Yang Tersusun Dari Lima Butir Pancasila [ Harus Dipahami Dan
Diimplementasikan Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Itu Merupakan Salah Satu Cara
Untuk Menghindari Terjadinya Krisis Pancasila. Langkah Itu Harus Terwujud Untuk
Mempererat Persaudaraan Dan Mengurangi Terjadinya Konflik.
Ada Langkah Lain Untuk Berlatih Tentang Kepekaan Sosial, Tanggung Jawab,
Gotong-Royong Seperti Yang Pancasila Ajarkan.
”Pancasila Itu Jangan Hanya Disuruh Menghapalkan Saja, Jerangkan Juga
Maknanya,” Sangat Disayangkan Jika Kita Harus Selalu Membaca Atau Menghafalkan
Pancasila Terus-Menerus Tanpa Aplikasi Nyata Yang Berwujud Tindakan Untuk
Saling Bergotong-Royong, Saling Menghargai Dan Mempromosikan Makna Dari Dasar
Negara Tersebut.
Roh Kebangsaan
[ Realita Yang Terjadi Saat Ini, Telah Terjadi Krisis Kepemimpinan. Sulit
Mendapatkan Pemimpin Yang Menjadi Panutan Bagi Rakyatnya. Di Kehidupan
Masyarakat Sendiri Telah Terjebak Dalam Budaya Pencitraan. Orang Lebih Dihargai
Karena Tampilan Luar Bukan Dari Akhlak Dan Budi Pekerti.
Dan Itu Tidak Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila Terutama Sila Ke 5 Yang Salah
Satunya Mengajarkan Tidak Bergaya Hidup Mewah. Tapi Yang Terjadi Saat Ini,
Orang Yang Memiliki Mobil Mewah Dan Harta Berlimpah, Sangat Dihargai Dalam
Kehidupan Masyarakat. Kita Telah Terjebak Pada Budaya Pencitraan.
Harus Terjadi Pemangkasan Generasi.
Karena Sistem Korup Yang Tercipta Saat Ini Sudah Sangat Melekat Dan Sulit
Diubah.
Bukan Dengan Revolusi [ Biarkanlah
Dulu Pemimpin-Pemimpin Tua Saat Ini Habis Dengan Sendirinya, Sembari Calon
Pemimpin Masa Depan Mempersiapkan Diri Agar Tidak Terjebak Dalam Turbulensi
Birokrasi Yang Korup. Itulah Solusi Dari Saya Sekaligus Harapan Kepada Generasi
Muda
Bila Nilai-Nilai Pancasila Secara Konsisten Diaplikasikan Dalam Kehidupan Berbangsa
Dan Bernegara, Terutama Oleh Para Pemimpin, Kesejahteraan Dan Kemakmuran
Bukanlah Hal Yang Mustahil Untuk Diwujudkan Di Indonesia.
Sebenarnya Kita Diuntungkan, Sebagai Ahli Waris Pancasila. Namun, Nilai-Nilai
Pancasila Telah Dilupakan Bahkan Ditinggalkan. Pancasila Tidak Lagi Dijadikan
Ruh Dalam Memedomani Kehidupan Kebangsaan.
Di Politk Terjadi Proses Transaksional Dan Pragmatisme, Ekonomi Saat Ini Lebih
Mementingkan Kaum Pemodal, Keadilan Hukum Tidak Menyentuh Hingga Ke Bawah.
Implikasi Dari Ditinggalkannya Nilai-Nilai Pancasila Sangat Kompleks. Pemimpin
Lah Yang Paling Bertanggung Jawab Atas Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila. Kita
Coba Mengidentifikasi Penyebab-Penyebabnya. Kemudian Bagaimana Membumikan Lagi
Pancasila Kembali Menjadi Ruh Dalam Kehidupan Kebangsaan.
Penjiwaan Penghayatan Pengamalan Pancasila [ pancasila memiliki banyak arti dan
makna yang begitu besar,baik bagi personal individu maupun mayarakat berbangsa
dan bernegara hendaknyalah kita merenung untuk menjiwai menghayati tentang
pancasila begitu besar makna yang terkandung begitu saktinya pancasila,pengamalan
pancasila hendaknya Merasuki Semua Elemen Kehidupan.
Hendaknya Generasi Muda Masyarakat
Menghayati, Mengamalkan, Menjiwai Butir-Butir Pancasila Dalam Setiap Nafas
Kehidupannya Seperti Yang Telah Terangkum Dalam 36 Butir-Butir Pancasila:
BUTIR-BUTIR PANCASILA
EKA PRASETIA PANCA KARSA
(Tekad Yang Tunggal Untuk Melaksanakan
Lima Kehendak)
A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
1) Percaya Dan Takwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaan
Masing-Masing Menurut Dasar
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.
2) Hormat Menghaormati Dan
Bekerjasama Antar Pemeluk Agama Dan Penganut-Penganut Kepercayaan Yang Berbeda-
Beda Sehingga Terbina
Kerukunan Hidup.
3) Saling Menghormati
Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaannya.
4) Tidak Memaksakan Suatu
Agama Dan Kepercayaan Kepada Orang Lain.
B. SILA KEMANUSIAAN YANG
ADIL DAN BERADAB
1) Mengakui Persamaan
Derajat Persamaan Hak Dan Persmaan Kewajiban Antara Sesama Manusia.
2) Saling Mencintai Sesama
Manusia.
3) Mengembangkan Sikap
Tenggang Rasa.
4) Tidak Semena-Mena
Terhadap Orang Lain
5) Menjunjung Tinggi Nilai
Kemanusiaan.
6) Gemar Melakukan Kegiatan
Kemanusiaan.
7) Berani Membela Kebenaran
Dan Keadilan.
8) Bangsa Indonesia Merasa
Dirinya Sebagai Bagian Dari Seluruh Umat Manusia, Karena Itu Dikembangkan Sikap
Hormat-
Menghormati Dan Bekerjasama
Dengan Bangsa Lain.
C. SILA PERSATUAN INDONESIA
1) Menempatkan Kesatuan,
Persatuan, Kepentingan, Dan Keselamtan Bangsa Dan Negara Di Atas Kepentingan
Pribadi
Atau Golongan.
2) Rela Berkorban Untuk
Kepentingan Bangsa Dan Negara.
3) Cinta Tanah Air Dan
Bangsa.
4) Bangga Sebagai Bangsa
Indonesia Dan Ber-Tanah Air Indonesia.
5) Memajukan Pergaulan Demi
Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Yang Ber-Bhineka Tunggal Ika.
D. SILA KERAKYATAN YANG
DIPIMPIN OLEH HIKAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
1) Mengutamakan Kepentingan
Negara Dan Masyarakat
2) Tidak Memaksakan Kehendak
Kepada Orang Lain.
3) Mengutamakan Musyawarah
Dalam Mengambil Keputusan Untuk Kepentingn Bersama.
4) Musyawarah Untuk
Mencapai Mufakat Diliputi Semangat Kekeluargaan.
5) Dengan Iktikad Baik Dan
Rasa Tanggung Jawab Menerima Dan Melaksanakan Hasil Musyawarah.
6) Musyawarah Dilakukan
Dengan Akal Sehat Dan Sesuai Dengan Hati Nurani Yang Luhur.
7) Keputusan Yang Diambil
Harus Dapat Dipertanggung Jawabkan Secara Moral Kepada Tuhan Ynag Maha Esa.
Menjunjung Tinggi Harkat
Dan Martabat Manusia Serta Nilai-Nilai Kebenaran Dan Keadilan
E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA
1) Mengembangkan
Perbuatan-Perbuatan Yang Luhur Yang Mencerminkan Sikap Dan Suasana Kekeluargaan
Dan
Gotong-Royong.
2) Bersikap Adil
3) Menjaga Keseimbangan
Antara Hak Dan Kewajiban.
4) Menghormati Hak-Hak
Orang Lain.
5) Suka Memberi Pertolongan
Kepada Orang Lain.
6) Menjauhi Sikap Pemerasan
Terhadap Orang Lain.
7) Tidak Bersifat Boros
8) Tidak Bergaya Hidup
Mewah
9) Tidak Melakukan
Perbuatan Yang Merugikan Kepentingan Umum.
10) Suka Bekerja Keras.
11) Menghargai Hasil Karya
Orang Lain.
12) Bersama-Sama Berusaha
Mewujudkan Kemajuan Yang Merata Dan Berkeadilan Sosial.
Dan hendaklah kita selallu
menghidupkan nilai-nilai pancasila memaknai arti besr dari pancasila dan
kesaktian pancasila dalam hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.